Nama : Ghina
Farras Ayuningtyas
NIM : 1200419
Program
Studi : Pendidikan
Matematika
Resume
Presentasi BK Kelompok 6
MASALAH-MASALAH
SISWA DI SEKOLAH SERTA PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Masalah-masalah
Siswa di Sekolah
Sebagai manusia siswa pasti memiliki
masalah, namun kompleksitas masalah-masalah yang dihadapi oleh individu satu
dengan yang lainnya berbeda. Menurut Tohirin (2007:111) siswa di sekolah akan
mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan:
1. Perkembangan
individu,
2. Perbedaan
individu dalam hal kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-poladan
tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang lingkungan,
3. Kebutuhan individu dalam hal: memperoleh kasih
sayang, memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal,
memperoleh prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari
kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh kemerdekaan
diri,
4. Penyesuaian
diri dan kelainan tingkah laku,
5. Masalah
belajar.
M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky (2004)
mengklasifikasikan masalah individu termasuk siswa sebagai berikut:
1.
Masalah atau kasus yang berhubungan
problematika individu dengan Tuhannya
Masalah individu yang berhubungan dengan
Tuhannya diantaranya sulit menghadirkan rasa takut, memiliki rasa bersalah atas
dosa yang dilakukan, sulit menghadirkan rasa taat, merasa bahwa Tuhan
senantiasa mengawasi perilakunya sehingga individu merasa tidak memiliki
kebebasan. Dampak dari masalah-masalah tersebut adalah timbulnya rasa malas
untuk melaksanakan ibadah dan sulit untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang
dilarang Tuhan.
2.
Masalah individu dengan dirinya sendiri
Hal yang dalam masalah individu dengan
dirinya sendiri adalah kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati
nurani yang selalu mengajak atau menyeru dan membimbing pada kebaikan dan
kebenaran Tuhannya. Dampak dari masalah ini adalah muncul sikap was-was,
ragu-ragu, berprasangka buruk, rendah motivasi, dan tidak mampu bersikap
mandiri.
3.
Individu dengan lingkungan keluarga
Masalah individu yang berhubungan dengan
lingkungan keluarga misalnya kesulitan atau ketidakmampuan mewujudkan hubungan
yang harmonis antar anggota keluarga. Tidak harmonisnya keluarga dapat
menyebabkan anak merasa tertekan, kurang kasih sayang, dan kurangnya ketauladan
dari kedua orang tua.
4.
Individu dengan lingkungan kerja
Masalah individu yang berhubungan dengan
lingkungan kerja misalnya kegagalan individu memilih pekerjaan yang sesuai
dengan karakteristik pribadinya, kegagalan dalam meningkatkan prestasi kerja,
ketidakmampuan berkomunikasi dengan atasa, rekan kerja, dan kegagalan dalam
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
5.
Individu dengan lingkungan sosialnya
Masalah individu yang berhubungan dengan
lingkungan sosialnya misalnya ketidakmampuan melakukan penyesuaian diri dengan
lingkungan tetangga, sekolah, dan masyarakat atau kegagalan bergaul dengan
lingkungan yang beraneka ragam watak, sifat, dan perilaku.
Beberapa contoh masalah-masalah siswa di
sekolah yaitu:
1. Prestasi belajar rendah
Hal ini ditandai dengan nilai rapor
banyak yang merah, nilai tugas atau ujian yang rendah, dari waktu ke waktu
nilai menurun, mendapat peringkat di bawah rata-rata untuk beberapa mata pelajaran.
Rendahnya prestasi belajar dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu
tingkat kecerdasan di bawah rata-rata, malas belajar, kurang minat dan
perhatian, kekurangan sarana belajar, kekurangan kesempatan atau waktu untuk
belajar, proses belajar mengajar di sekolah kurang merangsang, suasana
sosio-emosional sekolah kurang memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik.
Kemungkinan akibat yang ditimbulkan dari
masalah ini adalah minat belajar semakin berkurang, tidak naik kelas, dikeluarkan
dari sekolah, frustasi yang mendalam, tidak mampu melanjutkan pelajaran,
kesulitan mencari kerja.
2. Melanggar
tata tertib
Hal ini ditandai dengan sejumlah tata
tertib di sekolah tidak dipatuhi misalnya berkaitan dengan kehadiran di
sekolah, baju seragam, tempat duduk dalam kelas, penyelesaian tugas-tugas;
pelanggaran tersebut terlihat bukan tanpa disengaja; dan pelanggaran tersebut
dilakukan berkali-kali. Pelanggaran tata tertib tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, yaitu tidak begitu memahami kegunaan masing-masing aturan
atau tata tertib yang berlaku di sekolah, siswa yang bersangkutan terbiasa
hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun di masyarakat, tindakan yang
dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa mereaksi secara
tidak wajar, ciri khusus pelanggaran perkembangan remaja yang agak sukar diatur
namun belum dapat mengatur dirinya sendiri, ketidaksukaan pada mata pelajaran
tertentu dilampiaskan pada pelanggaran tata tertib sekolah.
Kemungkinan akibat yang ditimbulkan dari
masalah ini adalah tingkah laku siswa makin tidak terkendali, terjadi
kerenggangan hubungan antara guru dan murid, suasana sekolah dirasakan kurang
menyenangkan bagi siswa, proses belajar mengajar terganggu, kegiatan belajar
siswa terganggu, nilai rendah, tidak naik kelas, dikeluarkan dari sekolah.
3. Pendiam
Hal
ini ditandai dengan kurang mau berbicara atau bertegur sapa, kurang akrab
terhadap teman atau guru, tidak ceria. Siswa yang pendiam dapat disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, yaitu berwatak introvert,
kurang sehat, mengalami gangguan dengan organ bicara, malu atau takut
kepada orang lain, merasa tidak perlu atau tidak ada gunanya berbicara, mengalami
kesulitan bahasa, sedang dirundung kesedihan atau suasana emosional lainnya
yang cukup dalam.
Kemungkinan
akibat yang ditimbulkan dari masalah ini adalah tidak disukai kawan dan
pergaulan terganggu, kurang mampu mengembangkan penalaran melalui komunikasi
lisan.
4. Bertengkar
atau berkelahi
Hal ini ditandai dengan sering salah
paham dengan kawan, sombong, memperolokkan, mengejek dan menantang orang lain, tidak
mau dilarang, ditakuti kawan-kawannya, tidak mau menerima pendapat orang lain,
membentuk “kliek keras” yang tindakannya merugikan siswa-siswa yang lemah. Pertengkaran
atau perkelahian ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu pengendalian
diri kurang, mau menang sendiri, merasa jagoan, hiperaktif, suasana rumah yang
keras atau sebaliknya terlampau memberi hati (permisif).
Kemungkinan akibat yang ditimbulkan dari
masalah ini adalah tidak disukai kawan dan guru, luka, melalaikan pelajaran,
nilai rendah, tidak naik kelas, berurusan dengan polisi, dikeluarkan dari
sekolah.
5. Sukar
menyesuaikan diri
Hal ini ditandai dengan sering terjadi
salah paham dengan kawan, sombong atau tinggi hati suka membanding-bandingkan
dan menjelekkan orang lain, tidak mau menerima pendapat orang lain, curiga dan
kurang percaya pada orang lain, pergaulan sangat terbatas. Sukar menyesuaikan
diri ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu mau menang sendiri,
memiliki standar yang berbeda dengan standar yang ada, banyak mengalami
kekecewaan dalam berhubungan dengan orang lain, terlalu lama bergaul dengan
sekelompok orang dalam suasana tertentu, suasana keluarga terlalu keras.
Kemungkinan akibat yang ditimbulkan dari
masalah ini sosialitas kurang berkembang sehingga kurang mendapat keuntungan
dari pergaulannya dengan orang lain, tidak dapat mengambil manfaat dari
lingkungan demi pengembangan dirinya.
B. Pendekatan-pendekatan Umum dalam
Bimbingan dan Konseling
1.
Pendekatan
Krisis
Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan
yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan
bertujuan untuk mengatasi krisis atau masalah-masalah yang dialami individu.
Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Psikoanalisis terpusat
pada pengaruh masa lampau sebagai hal yang menentukan bagi berfungsinya
kepribadian pada masa kini.
2.
Pendekatan
Remedial
Pendekatan remedial adalah upaya
bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Tujuan
Bimbingan adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami individu.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi behavioristik.
Pendekatan behavioristik ini menekankan pada perilaku siswa di sini dan saat
ini.
3.
Pendekatan
Preventif
Pendekatan preventif adalah upaya
bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan
mencoba jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Pendekatan
preventif ini tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus.
4.
Pendekatan
Perkembangan
Bimbingan dan konseling yang berkembang
pada saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingandan
konseling adalah edukatif, pengembangan, dan outreach. Edukatif karena titik berat kepedulian bimbingan dan
konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan. Pengembangan, karena titik
sentral tujuan bimbingan dan konseling adalah perkembangan optimal dan strategi
upaya pokoknya ialah memberikan kemudahan perkembangan. Outreach, karena target populasi layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas pada individu yang bermasalah melainkan meliputiragam dimensi
dalam rentang yang cukup lebar.
C.
Strategi
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
1.
Konseling
Individual
Konseling individual adalah proses
belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara guru BK
dan siswa. Konseling bertujuanmembantu siswa untuk mengadakan interpretasi
fakta-fakta, mendalami arti nilai hidup pribadi baik sekarang maupun mendatang.
Secara umum Nurihsan (2007) membagi proses konseling individual ke dalam tiga
tahapan yaitu:
a. Tahap
Awal Konseling
Hal-hal yang dilakukan guru BK dalam
proses konseling tahap awal adalah sebagai berikut:
1) Membangunhubungan
konseling dengan melibatkan siswa yang mengalami masalah.
2) Memperjelas
dan mendefinisikan masalah.
3) Membuat
penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah.
4) Menegosiasikan
kontrak.
b. Tahap
Pertengahan Konseling
Pada tahap ini kegiatan selanjutnya
adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah yang dialami siswa dan bantuan apa
yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajahi
tentang masalah siswa. Adapun tujuan pada tahap pertengahan ini adalah sebagai
berikut:
1) Menjelajahi
dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian siswa dan lingkungannya dalam
mengatasi masalah tersebut.
2) Menjaga
agar hubungan konseling selalu terpelihara.
3) Proses
konseling agar berjalan sesuai kontrak.
c. Tahap
Akhir Konseling
Pada tahap ini, konseling ditandai oleh
beberapa hal berikut ini:
1) Menurunnya
kecemasan siswa.
2) Adanya
perubahan perilaku yang jelas ke arah yang lebih positif, sehat, dan dinamik.
3) Adanya
tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan program yang jelas
pula.
4) Terjadinya
perubahan sikap positif terhadap masalah yang dialaminya.
2.
Konsultasi
Konsultasi dalam program bimbingan
dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang
tua, administrator, dan guru BK lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki
masalah yang membatasi efektivitas siswa atau sekolah.
3.
Bimbingan
Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan
dalam bentuk pelajaran. Adapun prosedur bimbingan kelompok terdiri atas:
a. Langkah
awal
Pada langkah awal ini dimulai dengan penjelasan
tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para siswa, pengertian, tujuan,
dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah penjelasan ini langkah selanjutnya
menghasilkan kelompok yang langsung merencanakan waktu dan tempat
menyelenggarakan kegiatan bimbingan kelompok.
b. Perencanaan
kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok
meliputi penetapan materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan,
bahan atau sumber bahan untuk bimbingan kelompok, rencana penilaian, waktu dan
tempat.
c. Pelaksanaan
kegiatan
Kegiatan yang telah direncanakan itu
selanjutnya dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:
1) Persiapan
menyeluruh
2) Pelaksanaan
tahap-tahap kegiatan
a) Tahap
pertama: pembentukan, temanya pengenalan, pelibatan dan pemasukan diri.
b) Tahap
kedua: peralihan
c) Tahap
ketiga: kegiatan
d. Evaluasi
kegiatan
Penilaian terhadap bimbingan kelompok
berorientasi pada perkembangan yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan
positif yang terjadi pada diri peserta.
4.
Konseling
Kelompok
Konseling kelompok adalah upaya bantuan
kepada siswa dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan,
dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan
pertumbuhannya. Konseling kelompok bersifat pencegahan, artinya siswa yang
bersangkutan mempunyai kemampuan untuk berfungsi secara wajar dalam masyarakat
tetapi mungkin memiliki suatu titik lemah dalam kehidupannya sehingga
mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, konseling
kelompok bersifat pemberian kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Prosedur konseling kelompok sama dengan
bimbingan kelompok, yaitu terdiri atas:
a. Tahap
pembentukan, dengan temanya pengenalan, perlibatan, dan pemasukan diri.
b. Tahap
peralihan, dengan temanya pembangunan jembatan anatara tahap pertama dan tahap
ketiga.
c. Tahap
kegiatan, dengan temanya kegiatan pencapaian tujuan.
d. Tahap
pengakhiran, dengan temanya penilaian dan tindak lanjut.
5.
Pengajaran
Remedial
Pengajaran remedial merupakan salah satu
tahap kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar
serta merupakan kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar
mengajar. Strategi dan teknik pengajaran remedial dapat dilakukan secara
preventif, kuratif, dan pengembangan.
6.
Bimbingan
Klasikal
Menurut Sudrajat, bimbingan klasikal
termasuk pada strategi untuk layanan dasar bimbingan, Kegiatan layanan
dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai
hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya
dilaksanakan pada awal pelajaran yang diperuntukan bagi para siswa baru
sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya.
Layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa
tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka baik
melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung.
REFERENSI
Makalah Kelompok 6 (Masalah-Masalah Siswa di Sekolah
serta Pendekatan-Pendekatan Umum dalam Bimbingan dan Konseling)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar