Nama :
Ghina Farras Ayuningtyas
NIM :
1200419
Program Studi :
Pendidikan Matematika
Resume Presentasi BK Kelompok 1
MAKNA DAN POSISI SERTA URGENSI
BIMBINGAN KONSELING DALAM PRAKTEK
PENDIDIKAN
A. Pengertian
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berasal dari
kata to guide kemudian menjadi guidance yang berarti menunjukkan, membimbing,
menuntun, ataupun membantu. Bimbingan yang dimaksud disini ditujukan pada orang
atau sekelompok orang yang mengalami maladjusmen,
yaitu kegoncangan pribadi, konflik batin, salah aturan, stress, dan lain-lain.
Sedangkan konseling diambil dari bahasa Inggris counseling dulu diterjemahkan dengan
penyuluhan (bersifat umum), sekarang diartikan konseling itu sendiri (bersifat
spesifik mengenai kejiwaan). Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntutan
yang diberikan kepada seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara
langsung berhadapan muka atau face to
face relation untuk mencapai
kesejahteraan hidup.
B. Kondisi
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Kemampuan kognitif
siswa, bangunan sekolah, dan kesejahteraan guru seringkali menjadi sorotan yang
mendapat perhatian pada pembicaraan yang terkait dengan pendidikan nasional di
negara Indonesia. Sedangkan untuk isu kepribadian peserta didik serta peran guru
Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pembentukan pribadi peserta didik jarang
sekali mendapat sorotan. Padahal apabila kita melihat ke negara-negara yang
pendidikannya maju, seperti Amerika Serikat, Singapura, bahkan Malaysia, peran
guru BK sangat diperhatikan.
Adapun paradigma
sekolah terhadap BK dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
1.
Sekolah yang
sadar betul pentingnya BK untuk membangun karakter siswa.
2.
Sekolah yang
sadar akan kedudukan BK dalam pembentukan pribadi siswa, tetapi tidak didukung
oleh materi, tenaga dan yayasan (swasta) atau pemerintah (negeri).
3.
Sekolah yang
masih menerapkan manajemen BK jadul.
4. Sekolah yang belum memiliki manajemen BK.
C. Landasan
Psikologis Bimbingan dan Konseling
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan
(klien). Beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah:
1.
Motif dan
Motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang
menggerakan seseorang berperilaku, baik motif primer maupun motif sekunder.
Kemudian motif-motif tersebut diaktifkan dan digerakkan baik dari dalam diri
individu maupun dari luar individu menjadi bentuk perilaku instrumental yang
mengarah pada suatu tujuan.
2.
Konflik dan
Frustasi
Seorang individu yang menghadapi beberapa macam
motif yang saling bertentangan satu sama lain berada dalam keadaan konflik
psikis, yaitu suatu pertentangan batin, suatu kebimbangan, suatu keragu-raguan
untuk memutuskan motif mana yang akan diambil. Frustasi adalah perasaan kecewa
yang mendalam karena tujuan yang dikehendaki tidak kunjung terlaksana.
3. Sikap
4. Pembawaan dan Lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan adalah segala
sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan. Sedangkan
lingkungan dapat mempengaruhi potensi bawaan yang dimiliki oleh seorang
individu. Jika seorang individu dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif maka
segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal,
sebaliknya seorang individu yang dibesarkan dalam suatu lingkungan yang kurang
kondusif akan menyebabkan potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat
berkembang dengan baik.
5.
Perkembangan
Individu
Perkembangan individu berkaitan dengan proses tumbuh
dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi hingga akhir
hayatnya. Untuk menjalankan tugasnya sebagai konselor, konselor harus mampu
memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat
melihat arah perkembangan individu di masa depan, serta hubungannya dengan
faktor pembawaan dan lingkungan.
6.
Penyesuaian Diri
dan Kesehatan Mental
Seorang individu harus dapat menyesuaikan antar
kebutuhan yang ada dalam lingkungannya, hal ini dilakukan agar seorang individu
dapat memenuhi kebutuhannya. Proses ini, disebut sebagai proses penyesuaian
diri.
7. Masalah Belajar
Secara
psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah
laku. Belajar merupakan kegiatan ini dari keseluruhan proses pendidikan. Namun,
dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu
sendiri maupun bagi pengajar. Masalah yang timbul bagi siswa itu sendiri antara
lain: pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, mempergunakan buku-buku
pelajaran, memilih mata pelajaran yang cocok dan sebagainya. Layanan bantuan
yang seharusnya diberikan kepada siswa adalah bimbingan belajar, baik yang
bersifat preventif maupun kuratif.
8. Kecerdasan Majemuk
9.
Kecerdasan
Emosional
Pendapat lama
menunjukkan bahwa kualitas kecardasan yang tinggi dipandang sebagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar atau meraih kesuksesan dalam
hidupnya. Namun, baru-baru ini telah berkembang pandangan lain yang mengatakan
bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan hidup seseorang
bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi oleh
faktor kemantapan emosional, yang oleh ahlinya yaitu Daniel Goelman disebut Emotional Intelligence (Kecerdasan
Emosional).
Kecerdasan emosional merujuk pada
kemampuan-kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara
produktif, empati dan membina hubungan. Untuk membantu para siswa mengembangkan
kecerdasan emosional maka pemberian layanan bimbingan dan konseling mempunyai
peranan yang penting. Pelayanan bimbingan dilaksanakan secara teamwork, antara konselor, guru bidang studi, dan kepala
sekolah.
10. Kecerdasan Spiritual
Setelah adanya kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional, pada akhir abad ke-20 ditemukan kecerdasan spiritual (SQ). SQ ini
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengenal dan memecahkan masalah-masalah
yang terkait dengan makna dan nilai, menempatkan berbagai kegiatan dan
kehidupan dalam konteks yang lebih luas, kaya, dan memerikan makna, mengukur
atau menilai bahwa salah satu kegiatan atau langkah kehidupan tertentu lebih
bermakna dari yang lainnya.
11. Kreativitas
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
mencipta suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan
baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
12. Stres dan Pengelolaannya
Stres merupakan fenomena psikofisik. Stres dapat
dialami oleh setiap orang. Stres dapat berpengaruh positif dan dapat pula
berpengaruh negatif. Pengaruh positif dari stres antara lain: mendorong
individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan
pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negatif dari stres antara lain: munculnya
rasa tidak percaya diri, penolakan, marah atau depresi.
D. Landasan
Sosiologis (Sosial-Budaya) Bimbingan dan Konseling
Sekolah tidak dapat
melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarakat serta memiliki tanggung jawab
untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di
masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Dalam
situasi seperti inilah bimbingan dan konseling terasa diperlukan sebagai bentuk
bantuan kepada siswa.
Faktor-faktor sosial budaya yang menimbulkan
kebutuhan akan bimbingan antara lain:
1.
Perubahan
Konstelasi Keluarga
Keluarga yang mengalami kondisi disfungsional akan
dihadapkan pada kebutuhan atau kesulitan dalam mencari jalann keluar untuk
pemecahan masalah yang dihadapinya. Salah satu bantuan yang dapat dilakukan
untuk masalah ini adalah layanan bimbingan dan konseling yang berupaya membantu
untuk memelihara keutuhan atau keharmonisan keluarga.
2.
Perkembangan
Pendidikan
Kesempatan belajar yang terbuka untuk murid-murid
dari berbagai latar belakang baik agama, etnis, keadaan sosial, adat istiadat
maupun ekonomi menyembabkan bertumpuknya masalah yang dihadapi oleh orang yang
terlibat dalam kelompok campuran tersebut. Pemecahan masalah ini dapat
dilakukan dengan melaksankan bimbingan bagi anggota kelompok yang bersangkutan.
3.
Dunia Kerja
Perubahan dunia kerja yang menuntut keahlian khusus
dari para pekerja menuntut para pekerja untuk mempersiapkan tenaga terampil dan
sikap mental yang tangguh.
4.
Perkembangan
Kota Metropolitan
Meledaknya arus urbanisasi dapat menimbulkan dampak
sosial yang buruk bagi kehidupan masyarakat di perkotaan. Kondisi kehidupan
yang buruk tersebut dapat menimbulkan masalah yang terkait dengan masalah
psikologis seperti gangguan jiwa dan sakit jiwa. Bimbingan konseling dibutuhkan
untuk membantu masyarakat agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
5.
Perkembangan
Komunikasi
Perkembangan komunikasi ini didapat terutama dari
media televisi. Menonton televisi dapat mengembangkan sikap konsumerisme di
kalangan masyarakat.
6.
Seksisme dan
Rasisme
7.
Kesehatan Mental
8.
Perkembangan
Teknologi
Ada dua masalah yang dapat timbul dari pekembangan
teknologi yaitu, penggantian sebagaian besar tenaga kerja dengan alat-alat
mekanis-elektronik sehingga menyebabkan pengangguran dan bertambahnya
jenis-jenis pekerjaan serta jabatan baruyang menghendaki keahlian khusus dan
memerlukan pendidikan khusus pula bagi orang-orang yang hendak menjabatnya.
9.
Kondisi Moral
dan Keagamaan
10. Kondisi Sosial Ekonomi
Perbedaan yang besar dalam faktor ekonomi diantara
anggota kelompok ekonomi campuran, menimbulkan masalah yang berat, terutama
bagi individu yang berasal dari golongan
ekonomi lemah. Di ekonomi lemah tidak mustahil timbul kecemburuan sosial, perasaan
rendah diri atau perasaan tidak nyaman untuk bergauldengan anak-anak dari
kelompok orang-orang kaya.
E. Landasan
Pedagogis Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses
membantu individu memahami diri dan dunianya, dan dalam konteks pendidikan
bimbingan terfokus kepada pengembangan lingkungan belajar yang memfasilitasi
individu memperoleh kesuksesan belajar.
Tohirin (2007:103)
mengatakan bahwa landasan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan dengan:
1.
Pendidikan
sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan.
2.
Pendidikan
sebagai inti proses bimbingan dan konseling.
3.
Pendidikan lebih
lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling.
F.
Landasan Agama Bimbingan dan Konseling
Pembahasan landasan religius
ini, terkait dengan upaya mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam proses
bimbingan dan konseling.
1. Hakikat Manusia Menurut Agama
Menurut
sifat hakiki, manusia adalah makhluk beragama yaitu makhluk yang mempunyai
fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari
agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dan
perilakunya.
2. Peranan Agama
Agama
sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan petunjuk tentang berbagai
aspek kehidupan, termasuk pengembangan mental yang sehat.
3. Persyaratan Konselor
Pemberi
bantuan dituntut untuk memilih pemahaman akan nilai-nilai agama dan komitmen
yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau
peserta didik.
G. Landasan
Perkembangan IPTEK Bimbingan dan Konseling
Landasan perkembangan IPTEK berkaitan dengan sifat
keilmuan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang
multidimensional yang menerima sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang
teknologi. Bimbingan konseling diharapkan semakin kokoh dan mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang pesat.
H. Sejarah Lahirnya
Bimbingan Konseling di Indonesia
Di Indonesia, praktek
Bimbingan Konseling telah lama diperankan seperti berdirinya organisasi pemuda
Budi Utomo pada tahun 1908 hingga pada periode selanjutnya berdirilah perguruan
Taman Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang
menanamkan nilai-nilai nasionalisme di kalangan para siswanya.
Di Indonesia, pelayanan
konseling dan sistem pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama.
Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada
kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling sampai sekarang.
REFERENSI
Anam, K. (2013).
Deskripsi Perkembangan Bimbingan Konseling di Indonesia. [Online].
Tersedia: http://kadosorehari.blogspot.com/2013/04/semua-tentang-bk.html
Kelana, D. (2010). Kedudukan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2010/03/11/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah-90963.html
Makalah Kelompok 1 (Makna
dan Posisi serta Urgensi Bimbingan Konseling dalam Praktek Pendidikan)